Jakarta, 23 Agustus 2023 – Dinas Informasi dan Pengolahan Data Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Disinfolahta TNI AD) mengundang Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sebagai elemen kepakaran sekaligus juri Lomba Rekayasa Teknologi Informasi pada 23 Agustus 2023 di Aula Jendral Besar A.H Nasution, Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta.
Kepala Disinfolahta TNI AD, Brigjen TNI Nugroho Septijantono, S.I.P., menekankan bahwa kegiatan Lomba Rekayasa Teknologi Informasi ini memiliki bertujuan untuk mencari bibit-bibit personel yang berkemampuan inovatif di ranah teknologi informasi. Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para personel khususnya angkatan darat di Indonesia dalam merekayasa perangkat lunak sebagai sebuah media alternatif. Disinfolahta TNI AD mengajak para personel militer untuk merekayasa aplikasi chatting berbasis Android atau web yang diperuntukkan khusus bagi personel TNI AD.
Dewasa ini acap kali terjadi berbagai insiden kebocoran data pada situs web atau aplikasi yang dikelola pihak ketiga seperti aplikasi chatting/messaging. Instansi militer dituntut untuk dapat menggunakan aplikasi sendiri guna menjaga informasi yang sensitif ketimbang menggunakan aplikasi yang dikelola oleh pihak ketiga. Rekayasa aplikasi chatting/messaging ini adalah salah satu strategi untuk menghindari risiko kebocoran data keamanan nasional.
Pakar sistem informasi Fasilkom UI yang hadir dalam kegiatan tersebut, Dr. Panca Hadi Putra, menegaskan bahwa untuk menjaga keamanan informasi, kita tidak hanya fokus dari sisi pengguna saja, misalnya user’s security awareness and literacy, namun kita juga perlu perhatikan dari sisi pengembang aplikasi. “Untuk membuat aplikasi chatting yang secure dan usable, kita perlu memerhatikan berbagai aspek. Di antaranya adalah kita juga perlu memastikan data atau informasi yang ditransmisikan tetap aman dan tidak dapat diakses oleh pihak-pihak yang tidak inginkan, misalnya dengan menggunakan metode end-to-end encryption. Di samping itu, kita juga perlu mereduksi kemungkinan-kemungkinan peniruan identitas atau impersonation pengguna aplikasi. Jadi proses registrasi dan verifikasi pengguna perlu diperhatikan,” kata Dr. Panca.