Depok, 24 Agustus 2024 – Peraturan perundang-undangan memiliki peran yang sentral dalam mengatur hak dan kewajiban setiap warga negara. Namun, terkadang terjadi ketidakharmonisan antar peraturan perundang-undangan seperti pertentangan isi peraturan yang dapat mengancam kepastian hukum bagi masyarakat. Mendeteksi dan menguji keselarasan peraturan perundang-undangan merupakan suatu tugas yang kompleks dan selama ini dilakukan secara manual. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) mengusulkan solusi berbasiskan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) yang dapat secara otomatis menguji keselarasan antar peraturan perundang-undangan sehingga dapat membantu para legislator dan pembuat kebijakan dalam menjaga agar peraturan perundang-undangan tersebut tetap selaras dan tidak saling bertabrakan.
Usulan solusi berbantuan AI ini memanfaatkan Legal Textual Entailment (LTE), suatu metode subbidang dalam pemrosesan bahasa alami (NLP) dan AI yang berfokus pada penentuan hubungan logis antara dua teks hukum. Solusi ini diterapkan menggunakan dataset LawID yang juga diciptakan oleh tim mahasiswa Fasilkom UI untuk keperluan LTE. Dataset tersebut terdiri dari puluhan ribu data yang mencakup data primer seperti peraturan perundang-undangan, mulai dari level undang-undang dasar, undang-undang, sampai dengan peraturan turunannya seperti peraturan pemerintah dan peraturan menteri, serta mencakup data sekunder seperti putusan-putusan Mahkamah Konstitusi.
Untuk memproses serta merangkum dokumen peraturan, tim menggunakan berbagai model bahasa guna menghasilkan subtopik dengan menggunakan teknik BERTopic. Salah satu model yang diusulkan dalam percobaan, yaitu BigBird-NLI, telah diaplikasikan pada dataset LawID bagian LTE primer dan berhasil mencapai akurasi sebesar 99% pada data validasi setelah melalui proses fine-tuning menggunakan 800 pasangan ayat dari dokumen. Pasangan ayat ini dilabeli menggunakan semi-supervised labeling dan Large Languange Models (LLM). Hasilnya menunjukkan mayoritas pasangan ayat dari dokumen peraturan menunjukkan keselarasan, sementara persentase ketidakselarasan hanya berkisar 0,6% dari seluruh pasangan ayat. Pasangan ayat yang tidak selaras umumnya bersifat tidak selaras secara semantik tanpa memerlukan konteks yang mendalam.
Tim Fasilkom UI yang bernama Three Neuron V2 beranggotakan para mahasiswa program studi Sarjana Ilmu Komputer angkatan 2021, yaitu Bryan Tjandra, Nyoo Steven Christopher Handoko, dan Oey Joshua Jodrian. Solusi AI yang mereka bangun merupakan jawaban atas tantangan dalam babak final kompetisi Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2023 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, di Malang pada 20 – 24 Agustus 2023. Atas karya mereka, tim Three Neuron V2 berhasil mengakhiri kompetisi sebagai Juara 1 Satria Data 2023 untuk Big Data Challenge. Kesuksesan tim ini tidak lepas dari dukungan dosen pembimbing yang merupakan ahli data science beserta Dr. Panca Hadi Putra, B.Sc., S.H., M.Bus. yang merupakan pakar teknologi hukum atau legal tech dari Fasilkom UI.
Dekan Fasilkom UI, Dr. Ir. Petrus Mursanto, M.Sc., mengapresiasi capaian para mahasiswa dalam ajang Satria Data 2023 ini. “Capaian ini menambahkan rangkaian track record keunggulan mahasiswa Fasilkom UI dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi di kancah nasional. Hal ini juga merupakan bentuk kontribusi nyata sivitas akademika Fasilkom UI terhadap bangsa dan negara, ” ungkap Dekan Mursanto.
Kompetisi ini diikuti oleh 50 universitas dari seluruh penjuru Indonesia di antaranya, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya dan lainnya. Tercatat sebanyak 209 tim yang terdiri dari 600 mahasiswa se-Indonesia mengikuti ajang tahunan festival sains data tersebut.