Dosen Fasilkom UI Dorong Penerapan Aplikasi Teknologi AI ke Museum

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia > Announcement > Dosen Fasilkom UI Dorong Penerapan Aplikasi Teknologi AI ke Museum

Dosen Fasilkom UI, Dr. Fariz Darari dalam sesi daring bersama Wikimedia Indonesia, bertajuk “Gelar WicaraHari Museum Internasional 2022: Museum dan Teknologi”

Museum dan sektor budaya merupakan salah satu bagian vital yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Namun dengan demikian, krisis tersebut bisa menjadi pemicu inovasi penting dalam meningkatkan fokus pada cara baru pengalaman dan penyebaran wawasan budaya. Banyak museum telah mengadaptasi kegiatan seperti membuat format virtual, merilis data dan gambar dengan resolusi tinggi berlisensi bebas. Wikimedia Indonesia beserta afiliasi dan kelompok penggunanya di seluruh dunia memberikan dorongan untuk mendukung inisiatif beberapa pendekatan lewat teknologi dan proyeksinya seperti Wikipedia dan Wikidata.

Seorang dosen dan peneliti dalam bidang kecerdasan artifisial dan knowledge graphs Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), Dr. Fariz Darari, dalam sesi daring via kanal YouTube bersama Wikimedia Indonesia, bertajuk “Gelar Wicara Hari Museum Internasional 2022: Museum dan Teknologi” memaparkan penerapan aplikasi teknologi di Museum. Pengertian museum menurutnya yakni jika dunia tanpa pelestarian budaya ibarat gambar atau lukisan tanpa warna. Ia menekankan jika pelestarian budaya museum ini bisa menjadi sebuah identitas penting suatu negara. Lebih lanjut ia juga memaparkan berdasarkan data yang ia peroleh, kekayaan warisan budaya Indonesia itu mencapai 3259 jenis macam kuliner, 724 bahasa, 1331 suku, 175 arsitektur rumah, dan 1592 tarian. Pentingnya ketersediaan data tentang museum, terutama data yang bersifat terstruktur, akan memudahkan pembuatan aplikasi teknologi informasi dan kecerdasan artifisial / artificial intelegence (AI) tentang warisan budaya dan museum.

“Studi kasusnya ketika ada negara yang coba klaim warisan budaya kita, nah kita sudah siap dengan data warisan budaya yang sudah kita kumpulkan, untuk dapat menegasi klaim itu. Sebagai contoh, bagaimana cara melestarikan rendang secara digital? Artinya ini sangat terkait sekali dengan upaya memuseumkan makanan di Indonesia. Dalam konteks ini kita bisa membuat e-book atau artikel online, fotografi, konten video (Youtube), atau penstrukturan data, sehingga warisan budaya akan lebih terjaga,” kata Dr. Fariz dalam sesi gelar wicara Hari Museum Internasional 2022 via kanal Youtube (18/5).

Lantas bagaimana dengan data yang tak terstruktur (bersifat tekstual), contohnya pada Wikipedia? Data tak terstruktur ini juga merupakan suatu upaya dalam pelestarian budaya, hanya saja memang datanya lebih bersifat untuk dikonsumsi manusia dan tidak oleh mesin atau komputer. Upaya untuk penyediaan data terstruktur terkait warisan budaya dan museum dapat dilakukan pada Wikidata yang dapat diakses dan disunting oleh siapa saja. Memang diperlukan kolaborasi baik dari penyediaan data tak terstruktur serta data terstruktur untuk bahu-membahu mendukung upaya memuseumkan suatu data atau informasi mengenai budaya untuk selanjutnya dapat dipakai dalam aplikasi teknologi atau kecerdasan artifisial.

Dr. Fariz juga memberikan contoh konkret pemanfaatan data museum dengan mengakses salah satu website museum internasional, misalnya metmuseum.org yang merupakan museum seni dan budaya terbesar di Amerika Serikat. “Kita bisa inspect element imagenya lalu kita unduh dan guna ulang karya-karya seniman zaman dahulu dengan catatan yang sudah berlisensi bebas, lalu kita kaitkan dengan sektor industri kreatif seperti kita print atau desain pada baju untuk dipasarkan secara komersial, bisa saja itu merupakan salah satu contoh pelestarian warisan budaya. Atau bahkan situs website museum-museum itu bisa dibuka datanya melalui suatu API (Application Programming Interface) agar lebih memudahkan pengembang atau developer dalam membuat aplikasi-aplikasi museum yang lebih kreatif dan inovatif,” tutupnya.

Link Youtube: Gelar Wicara Hari Museum Internasional 2022: Museum dan Teknologi