Startup Mahasiswa Fasilkom UI Terima Dana Inkubasi 140 Juta dari Google & Dirjen Ristekdikti Melalui Program Bangkit 2022

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia > Achievements > Startup Mahasiswa Fasilkom UI Terima Dana Inkubasi 140 Juta dari Google & Dirjen Ristekdikti Melalui Program Bangkit 2022

Sebanyak 2.517 mahasiswa dari 291 universitas se-Indonesia yang mengikuti program Bangkit 2022 dinyatakan lulus. Darren Ngoh dan Gilang Catur Yudhistira merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) yang lulus dan mendapatkan dana inkubasi sebesar 140 juta rupiah atas aplikasi teknologi yang dibuatnya bersama tim yaitu, EcoSense dan Dwicara. Program Bangkit merupakan sebuah program kolaborasi di bidang teknologi informasi antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Grow with Google yang bertujuan mempersiapkan sumber daya manusia tangguh di bidang IT untuk masa depan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim berpendapat bahwa program Bangkit 2022 telah menjadi sejarah yang penting dalam perjalanan gerakan “Merdeka Belajar” di mana lebih dari 3.000 mahasiswa dari universitas se-Indonesia telah menjadi pelajar yang merdeka dan memiliki Gold Standard melalui program Kampus Merdeka. Sembilan ratus jam telah dilalui para mahasiswa untuk mengikuti pelatihan yang berbasis industri bidang teknologi, ditambah dengan soft skills yang memadai, ia percaya jika program tersebut bukanlah program yang sia-sia. 

Darren Ngoh (mahasiswa Fasilkom UI angkatan 2019) mengungkapkan jika dirinya memilih keputusan tepat dengan mengikuti program Bangkit, “Saya sangat setuju dengan Pak Menteri Nadiem Makarim saat beliau mengatakan kalau Bangkit merupakan sebuah Gold Standard bagi program-program Kampus Merdeka, karena bagi saya, mengikuti program Bangkit ini merupakan salah satu keputusan terbaik yang saya ambil tahun ini. Banyak sekali benefit yang diberikan kepada kami. Mulai dari modul-modul yang sangat well-curated sampai dengan pendanaan untuk proyek-proyek capstone terbaik,” kata Darren saat memberikan keterangan kepada Humas Fasilkom UI.

Tampilan Fitur dari Aplikasi Mobile EcoSense

EcoSense merupakan sebuah social-startup yang dirancang untuk memperluas kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dengan menggunakan kampanye lingkungan yang positif untuk mendukung gaya hidup hijau. Berfokus dalam pengadaan dan pengembangan tindakan positif terhadap lingkungan melalui kampanye dengan menjadi penghubung antara pemrakarsa kampanye dan masyarakat.

Tergabung dalam tim C22-PS279 (EcoSense) capstone project, Darren juga dibantu oleh rekan-rekan lainnya seperti, Mirsa Salsabila (Fasilkom UI); Deddy Romnan Rumapea (Universitas Jambi); Rivano Ardiyan Taufiq Kurniawan (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta); Kenrick Tandrian (Universitas Pelita Harapan); dan Kenji Marwies  (Universitas Pelita Harapan). Tidak lupa keberhasilan Darren dan tim juga didukung oleh salah satu dosen Fasilkom UI yakni, Dr. Ade Azurat sebagai dosen pembimbing, program inkubasi Google Bangkit 2022 mengharuskan setiap tim harus memiliki dosen pembimbing. Ia menambahkan jika teman-teman mahasiswa khususnya Fasilkom UI harus banyak terlibat dalam program-program pengembangan teknologi seperti ini kedepannya, “Saya sangat mengajak teman-teman Fasilkom UI lainnya untuk ikut serta dalam program Bangkit di tahun-tahun yang akan datang,” Kata Darren.

Sedangkan untuk tim Dwicara, Gilang dibantu oleh, Alisha Yumna Bakri (Fasilkom UI); Muhammad Faqih Wijaya (Universitas Gadjah Mada); Geohasby Ammar Kautsar (Universitas Gadjah Mada); Nisrina Firdha Nabila (Universitas Gadjah Mad); Erwin Bari Prasetyanto (Institut Teknologi Telkom Surabaya); dan Muhammad Akhyar Rasyidi (Institut Teknologi Telkom Surabaya). Gilang menjelaskan di era industri 4.0 memiliki kemampuan multilingual sangat penting. Satu diantara keuntungannya adalah akan meningkatkan peluang kerja yang dimiliki seseorang. Namun, mempelajari suatu bahasa baru bukanlah hal yang mudah. Cara paling mudah untuk mempelajarinya adalah dengan melakukan praktik. Akan tetapi, mencari teman untuk melakukan praktik bahasa dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah.

Tampilan Fitur dari Aplikasi Mobile Dwicara

Aplikasi Dwicara hadir sebagai sebuah startup edutech memiliki misi sebagai platform untuk memudahkan pengguna dalam menemukan teman praktik bahasa serta melatih kemampuan bahasanya dengan nyaman. Dwicara dilengkapi dengan teknologi android berbasis machine learning untuk menciptakan pengalaman terbaik bagi pengguna.