Fasilkom UI Bersama IMERI FKUI Kembangkan Stethosoul Aplikasi Pendeteksi Dini Psikosis

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia > Berita > Fasilkom UI Bersama IMERI FKUI Kembangkan Stethosoul Aplikasi Pendeteksi Dini Psikosis

Pernahkah Anda sebelumnya bertemu dengan seseorang yang kalau diajak mengobrol tidak “nyambung”? Sebagai contoh, “Semalam mau tidur padahal naik motor keliling Jakarta takut deh miskin apalagi bungee jumping aduh ngantuk!”. Kondisi itu dinamakan dengan inkoherensi berbicara. Inkoherensi adalah merujuk pada kondisi ketika kata-kata yang digunakan dalam suatu kalimat mengandung beberapa ide yang tidak berhubungan. Kondisi tersebut dapat menunjukkan gejala psikosis. Penyakit ini merupakan suatu kondisi di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan. Tanda-tanda yang timbul adalah halusinasi, delusi, bicara yang inkoheren, dan perilaku yang kacau. Seseorang yang memiliki kondisi psikosis merupakan salah satu tanda awal penyakit skizofrenia. Namun, kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi ini masih rendah karena banyak orang yang tidak sadar telah memiliki kondisi psikosis tersebut dan sebenarnya membutuhkan intervensi oleh spesialis medis profesional. Padahal, jika kondisi ini dapat dideteksi lebih dini, maka intervensi tersebut dapat dilakukan lebih awal sehingga pemulihan dari kondisi tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Menyadari fakta tersebut, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) melalui Tokopedia-UI Artificial Intelligence Center of Excellence bekerja sama dengan Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran (FK) UI dan Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) FKUI beserta PT Bahasa Kita mengembangkan aplikasi pendeteksi dini penyakit psikosis. Aplikasi berbasis mobile ini diberi nama dengan Stethosoul yang memanfaatkan fitur speech-to-text dan text classification.

Pada umumnya analisis koherensi dalam mendeteksi gejala ini masih dilakukan secara manual dan dianalisis langsung oleh dokter spesialis. Dengan berkembangnya teknologi pengolahan bahasa manusia, ekstraksi fitur linguistik dapat dilakukan untuk mendeteksi gangguan berbicara ini secara otomatis dengan bantuan machine learning.

Melalui Stethosoul, pengguna dapat melakukan tes berupa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh aplikasi. Kemudian jawaban akan diekstraksi dan dianalisis oleh mesin yang hasilnya digunakan untuk menunjang diagnosis dokter.

“Kami berharap dengan adanya aplikasi Stethosoul pendeteksian psikosis dapat dilakukan lebih awal sehingga kondisi tersebut dapat diatasi dengan lebih baik ke depannya”, jelas Dr. Adila A. Krisnadhi, Direktur Tokopedia-UI Artificial Intelligence Center of Excellence.