Fasilkom UI Gelar Focus Group Discussion Guna Pemanfaatan High Performance Computing

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia > Berita > Fasilkom UI Gelar Focus Group Discussion Guna Pemanfaatan High Performance Computing

Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) menggelar focus group discussion pengembangan kompetensi dan pemberdayaan super komputer atau high performance computing (HPC) untuk bangsa secara daring pada Rabu (13/07/2022). Acara tersebut turut dihadiri oleh Dekan Fasilkom UI, Dr. Petrus Mursanto beserta tamu undangan yakni Dr. Rifki Sadikin selaku Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Riset Komputasi Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI), Bapak Rajesh Chhabra (Regional Sales Manager, HPC & AI-APAC Hewlett Packard Enterprise) serta dimoderatori oleh Prof. Heru Suhartanto, Ph.D (Guru Besar Komputasi Parallel & HPC Fasilkom UI).

Di era revolusi industri 4.0 ini peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat vital untuk mendukung operasional maupun proses bisnis di berbagai aspek kehidupan. Masing-masing bidang memiliki permasalahan yang khas terkait dengan big data yang dimiliki. Oleh karena itu peran infrastruktur pengolah data yang memiliki kompleksitas tinggi membutuhkan super komputer atau HPC. Dibantu dengan ketersediaan big data, super komputer berperan penting mengatasi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan bantuan kecerdasan artifisial (artificial intelligence) seperti dari prakiraan cuaca, pendeteksian tsunami, dan perancangan obat.

Sejak tahun 2000 beberapa perguruan tinggi, termasuk UI telah memanfaatkan teknologi HPC yang bekerjasama dengan para peneliti isu terkait. Dalam pidato sambutannya, Dekan Fasilkom UI, Dr. Petrus Mursanto mengatakan jika Fasilkom UI ingin berkontribusi dengan memberikan solusi terhadap permasalahan yang nyata. “Saat ini Fasilkom UI memiliki laboratorium riset Computer Network, Architecture & HPC, dan Artificial Intelligence Center of Excellence yang memiliki super komputer sekaligus seperangkat node yang terhubung dalam grid computing power. Kami juga ingin berkontribusi dalam upaya pengembangan HPC ini. Keberadaan super komputer jadi bermanfaat jika kita bisa mendayagunakannya untuk menyelesaikan permasalahan dan memberikan solusi bagi problem-problem real,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, hal tersebut melatarbelakangi terlaksananya FGD super komputer dan HPC dengan mengundang para peniliti, dosen, mahasiswa serta praktisi di bidang HPC. “Sesuai dengan judul kegiatan dari FGD ini, tentu kami berharap untuk mendapatkan masukan serta terjalin kolaborasi, terkait potensi pemanfaatan super komputer dan HPC bagi pengembangan talenta digital di bidang pendidikan, potential research, dan juga menguatkan daya saing bangsa,” tutupnya.

Dalam acara tersebut Plt. Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN RI, Dr. Rifki Sadikin juga menyampaikan soal kebijakan serta implementasi sekaligus penambahan infrastruktur HPC yang dilakukan oleh BRIN bersifat terbuka bagi periset, akademisi dari universitas sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan riset agar tercipta kolaborasi dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Kemudian pada sesi pemaparan riset tentang pengembangan HPC di Indonesia, Prof. Heru Suhartanto, Ph.D menjelaskan beberapa instansi telah mengoperasikan HPC seperti BRIN, BMKG hingga perguruan tinggi. Nyatanya di perguruan tinggi yang mendapatkan bantuan dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (DIKTI) masih banyak penggunanya yang tidak mendapatkan akses HPC itu sendiri. “Diharapkan perguruan tinggi itu mampu menerapkan kecerdasan artifisial dalam pemecahan persoalan, tapi kita tahu kalau perguruan tinggi di Indonesia itu ada puluhan ribu, sedangkan kita dari segi akses saja masih terbatas. Jadi akses dari mesin-mesin tersebut memang memerlukan akses yang lebih terbuka agar kemampuan kita lebih meningkat,” kata Prof. Heru.

Ia juga menekankan Indonesia memiliki banyak masalah terkait pemrosesan data besar sementara kemampuan HPC di Indonesia masih sangat minim. Masih perlu dukungan seluruh pihak terkait agar Indonesia mampu berkompetensi dalam mengatasi permasalahan big data processing. Di sesi akhir pemaparan studi kasus penggunaan super computer Exascale HPC oleh Rajesh Chhabra. Ia menjelaskan secara teknis bagaimana HPC itu muncul dan bekerja serta memberikan insight pemahaman mendalam tentang contoh-contoh use cases atau penggunaan HPC di Kawasan Asia Pasifik. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab bersama para narasumber terkait pengembangan dan pemanfaatan HPC.