Pernahkah kita membayangkan, bagaimana belajar dan mengajar akan dilakukan di masa depan? Bagaimana teknologi dan inovasi akan mengakselerasi kemajuan dalam pendidikan? Perkembangan Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang kian pesat, telah memungkinkan masyarakat untuk belajar kapan saja (anytime) dan di mana saja (anywhere). Khususnya di era Revolusi Industri 4.0 dengan siswa/mahasiswa yang berasal dari generasi Milenial juga generasi Z ini, pengembangan sistem pembelajaran online learning perlu mendapatkan perhatian khusus. Sejalan dengan himbauan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Prof. Mohamad Nasir, yang pernah menyatakan dalam Dialog Nasional “Sukses Indonesiaku” bahwa Perguruan Tinggi, baik swasta maupun negeri diminta mempersiapkan diri menyikapi dampak dari revolusi industri dengan pengembangan online learning. Sebab di masa mendatang belajar tidak ada batasan ruang (borderless).
Salah satu staf pengajar dan peneliti e-Learning dari Fakultas Ilmu Komputer UI, Harry B. Santoso, Ph.D, juga mengharapkan inovasi dalam online education dapat mengatasi tantangan yang berkaitan dengan pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Beliau melihat bahwa peluang pemanfaatan e-learning Indonesia di masa depan masih sangat besar. Terlebih ketika berbicara tentang angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yang masih harus ditingkatkan. Harry memaparkan bagaimana kondisi, dan tantangan yang dihadapi dalam dunia online education di Indonesia saat ini serta potensi kedepannya.
Kondisi e-Learning & Online Education di Indonesia Saat Ini
Perkembangan e-learning atau online education saat ini sudah berada di tahap yang cukup menggembirakan. Saat ini sudah cukup banyak perguruan tinggi yang melakukan inovasi pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk UT, UI, ITS, UGM, ITB, IPB dan masih banyak lainnya. Selain itu, perkembangan open online courses juga semakin terlihat dengan adanya Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Kemenristekdikti.
Sementara itu, di tingkat pendidikan menengah, peran PUSTEKKOM Kemendikbud juga sangat signifikan. Kendati demikian, berbagai perkembangan tersebut masih perlu terus ditingkatkan, khususnya berkaitan dengan penelitian untuk mengukur seberapa besar dampak implementasi e-learning terhadap capaian pembelajaran.
Perjalanan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan e-learning di Indonesia dapat dipahami dalam pemetaan yang dilakukan Pannen dan Baskara (n.d.) berikut ini:
Tantangan yang Masih Dihadapi dalam Online Education di Indonesia
Pertama, masih kurangnya dukungan stakeholders dan manajemen dalam implementasi e-learning. Kendala ini biasanya ada di institusi-institusi yang belum menyadari betul potensi dan peluang pemanfaatan e-learning dalam mendukung proses pembelajaran di era saat ini.
Kedua, kesiapan infrastruktur di beberapa daerah masih relatif jauh dari harapan untuk penerapan e-learning yang optimal. Padahal infrastruktur merupakan faktor mendasar dalam implementasi e-learning. Secara pribadi, Harry mengibaratkan e-learning ini sudah seperti banking system di mana ketersediaan sistem sudah harus 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
Ketiga, masih minimnya pemanfaatan fasilitas-fasilitas dalam Learning Management Systems (LMS) untuk proses pembelajaran. Walaupun sebagian institusi sudah memiliki sistem e-learning, pemanfaatannya masih baru sebatas repositori materi pembelajaran dan masih belum banyak memanfaatkan fitur interaksi antara dosen dan mahasiswa. Pemanfaatan online learning systems di Indonesia sudah mulai harus beranjak dari sekedar pemanfaatan LMS dan alat bantu berbasis TIK lainnya, menuju proses pengkajian mendalam (riset) untuk melihat sejauh mana dampak dari pemanfaatan online learning systems terhadap capaian pembelajaran (learning achievement) mahasiswa dan efektifitas pengajaran yang dilakukan oleh dosen. Harry mengungkapkan bahwa Online Education Research sangat urgen dilakukan, apalagi bila melihat jumlah perguruan tinggi, jumlah mahasiswa, jumlah dosen dan peluang online education di Indonesia.
Selain ketiga hal tersebut, masih terdapat tantangan-tantangan lain yang perlu segera ditangani untuk meningkatkan akselerasi e-learning di tanah air.
Peluang dan Potensi e-Learning Indonesia di Masa Depan
Peluang pemanfaatan e-learning di Indonesia masih sangat besar di masa depan. Pekerjaan rumah yang masih belum selesai adalah bagaimana memberikan peluang bagi dosen-dosen di perguruan tinggi yang saat ini masih bergelar sarjana. Mereka masih memerlukan kesempatan untuk menempuh program magister dalam tempo yang tidak terlalu lama. Hal ini mengingat kualitas pengajaran program sarjana juga sangat bergantung pada kualitas para pendidik di dalamnya.
Kondisi lain adalah mengatasi keterbatasan akses ke sumber daya pendidikan yang berkualitas. Implementasi dari open contents, open courseware dan open education yang terintegrasi dalam Indonesia Open Educational Resources (I-OER) merupakan salah satu upaya mengatasi keterbatasan tersebut.
Kontribusi UI, khususnya Fasilkom, dalam Dunia e-Learning Indonesia
Inisiatif pengembangan Student Centered e-Learning Environment atau yang biasa dikenal SCELE (Hasibuan & Santoso, 2005) dimulai sekitar tahun 2004 saat Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) memperoleh Hibah B. Terdapat tiga kegiatan inti pada saat itu: (1) pengembangan learning management systems (LMS); (2) pengembangan materi pembelajaran untuk online learning (content development); dan (3) pengembangan focal points di beberapa daerah. Dari kegiatan yang berlangsung selama beberapa tahun tersebut, Fasilkom UI memperoleh banyak pengalaman berharga berkaitan dengan penyelenggaraan online learning.
Selain menggunakan SCELE untuk mendukung pembelajaran di tingkat sarjana, Fasilkom UI juga memanfaatkan SCELE untuk tingkat magister, khususnya Magister Teknologi Informasi (MTI) yang berlokasi di Salemba. Dengan pengalaman yang diperoleh, program studi MTI sempat menyelenggarakan program Dual Mode untuk memberikan kesempatan pada dosen-dosen dengan latar belakang teknologi informasi yang masih bergelar sarjana untuk menempuh pendidikan menggunakan pola online distance learning. Hal ini dilakukan sebelum keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi. Dengan kata lain, pengalaman yang dimiliki Universitas Indonesia khususnya Fakultas Ilmu Komputer sebenarnya sudah cukup lama dalam hal ini.
Pembelajaran daring di Fasilkom UI tidak hanya berada di tataran impelementasi, namun juga berada di tataran penelitian dan juga pengabdian masyarakat. Saat ini sudah lebih dari 10 tahun Fasilkom UI menyelenggarakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan SCELE. Pada sisi pengabdian masyarakat misalnya, beberapa dosen Fakultas Ilmu Komputer UI berpartisipasi aktif dalam pengembangan keilmuan terkait pembelajaran daring. Selain itu, Fasilkom UI melalui Lab Digital Library & Distance Learning juga secara rutin menyelenggarakan Seminar & Workshop: Developing Online Education (DOED), yang kemudian juga berkembang menjadi komunitas online education. Acara ini sudah terselenggara sebanyak tiga kali, yakni tahun 2013, 2014 dan 2016. Pada tahun 2018, DOED akan diselenggarakan kembali. Selain itu, terdapat inisiatif pengembangan E-School for Indonesia atau yang dikenal dengan ESFINDO, yaitu penyelenggaraan online learning untuk membantu sekolah-sekolah menengah atas yang belum memiliki infrastruktur memadai.
Gagasan Baru dalam Rangka Memajukan e-Learning di Indonesia
Harry menekankan pentingnya online education research. Beberapa topik penelitian yang sedang dikaji para peneliti e-learning di Fasilkom diantaranya: (1) pengembangan dan evaluasi Self-Monitoring Tool; (2) pengembangan dan evaluasi Indonesia Open Educational Resources; (3) pengembangan framework mengenai Massive Open Online Courses (MOOC); (4) perumusan model dan implementasi Online Collaborative Learning; (5) pengembangan Online Pedagogical Agent; (6) Educational Data Mining/ Learning Analytics; (7) Formulasi e-Learning Maturity, dan topik lain yang sedang dikembangkan.
Selain dari topik penelitian tersebut, peneliti e-learning Fasilkom UI juga mengajak segenap dosen di perguruan tinggi Indonesia untuk tidak hanya mengimplementasikan e-learning namun juga melaksanakan Online Education Research. Perhatian dan passion Harry pada online education research juga tertuang dalam bukunya yang berjudul “Mengembangkan Online Education Research di Indonesia” yang diterbitkan pada 2017.
“Bila sepuluh persen saja dosen di Indonesia secara sadar dan penuh passion dalam menjalankan education research & online education research, saya memiliki keyakinan bahwa masa depan pendidikan kita, khususnya di perguruan tinggi di Indonesia akan penuh dengan ragam inovasi yang menguatkan” tutur Harry.