KJN, tapi bukan kids jaman now. Sebut saja itu “kartu jaman now.” Akhir-akhir ini sebuah istilah cenderung semakin mudah untuk dijadikan trendmark dalam meningkatkan popularitas dari sebuah produk. Namun, “kartu jaman now” kali ini tak selalu tentang populer atau tidaknya, tetapi sejauh mana penggunaannya bisa memberikan keuntungan di era perkembangan teknologi saat ini. Salah satunya adalah smartcard UI, suatu layanan yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia dengan pemanfaatannya yang multifungsi.
Tidak hanya berfungsi sebagai tanda pengenal, kartu yang dimiliki oleh seluruh mahasiswa dan staf UI ini kian menunjukkan bahwa sebuah “smartcard,” memang pintar. Sebagai suatu infrastruktur fisik, SmartCard UI tentunya mampu menambah tingkat pelayanan bagi penggunanya. Dengan fungsi yang tertanam dalam chip pada kartu, setiap layanan yang ada baik secara infrastruktur maupun administratif dapat dikelola secara sistemik. Selain dapat memberikan pelayanan dari beberapa aplikasi layanan yang telah dikembangkan, setiap aktivitas kartu tersebut juga dapat dimonitor sebagai bentuk pengelolaan keamanan.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa pemanfaatan smartcard UI sudah semakin menunjukkan eksistensinya. Di lingkungan Fasilkom misalnya, pengembangan layanan satu demi satu kian memberikan bukti bahwa pendataan secara manual sudah sebaiknya dihindari demi pengelolaan secara cepat, tepat, dan aman. Penggunaan smartcard ini tidak hanya untuk staf saja, namun juga diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu, layanan yang ditawarkan pun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segenap anggota sivitas akademika.
Berawal dari e-Akses dengan beberapa fiturnya yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh tim smartcard UI, kartu ini dimanfaatkan pula dalam beberapa layanan lain di Fasilkom yang terus berbenah dalam menyediakan aplikasi sistem fakultas. Beberapa pengembangan fasilitas yang memanfaatkan daya guna pada kartu pintar tersebut diantaranya yaitu sistem pintu, sistem parkir motor, hingga pencatatan tamu di perpustakaan Fasilkom. Dengan adanya smartcard, data pengunjung perpustakaan nantinya dapat dicatat secara langsung oleh sistem. Begitu pula dengan sistem pintu dan sistem parkir. Sistem pintu juga dapat berguna dalam mengelola keamanan ruangan kampus karena pemberian akses adalah berdasarkan identitas pada kartu. Sementara itu, sistem parkir juga dapat berguna dalam mengidentifikasi pengendara sehingga lahan parkir tidak dimanfaatkan secara sembarangan.
Keuntungan lainnya yaitu beberapa masalah yang muncul bisa diatasi. Tanpa keberadaan sistem parkir misalnya, tidak dapat diketahui bahwa pengendara motor yang memanfaatkan lahan parkir tersebut merupakan elemen Fasilkom atau bukan. Selain itu, tidak ada pula pengawasan bagi motor yang diinapkan begitu lama di parkiran. Namun, dengan dikembangkannya sistem parkir, segala hal yang berkaitan dengan data parkir pemilik akan tetap terhubung, sesuai dengan aktivitas dari pemegang identitas kartu. Sebagai contoh misalnya, seluruh elemen Fasilkom UI hanya perlu mendaftarkan identitasnya dengan login ke aplikasi https://parkir.cs.ui.ac.id. Mengingat semua data kepemilikan kartu yang bersangkutan sudah ada di dalam smartcard, maka akses parkir yang berdasarkan identitas terdaftar sudah dapat dilakukan dengan tap in – tap out menggunakan KTM atau kartu staf yang dimiliki.
Oleh karena itu, pemanfaatan smartcard bukan lagi tentang perubahan kartu jaman old ke kartu jaman now semata. Jika transisi dapat meluangkan solusi, di sinilah letak “kartu pintar” mendatangkan kemudahan yang layak demi seperangkat fasilitas yang terintegrasi.
(Penulis: Bintang Annisa Bagustari; Editor: Humas Fasilkom UI )