Penerapan dan penelitian di bidang pembelajaran daring atau e-learning untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis pembelajar sudah marak semenjak dua dekade lalu. Agaknya tren ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi pendukung e-learning. Penelitian yang telah dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dalam lingkungan e-learning, khususnya dalam konteks pembelajaran kolaboratif daring masih rendah, meskipun mereka mempunyai kemampuan teknis yang tinggi. Mahasiswa enggan merespons pemicu pembelajaran kolaboratif karena tiga alasan utama, yaitu 1) ragu dengan cara berbahasa yang baik dan diterima dosen, 2) merasa tidak memiliki gagasan penting untuk disampaikan, dan 3) belum merasa nyaman serta masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Menanggapi situasi ini, dosen perlu menambah peran mereka untuk membantu mahasiswa meningkatkan kesiapannya dalam pembelajaran kolaboratif daring. Namun, upaya peningkatan kemampuan dosen dalam mengampu pembelajaran kolaboratif daring masih terbatas.
Melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia 2019, dosen Fasilkom UI sekaligus peneliti utama, Dr. Kasiyah, beserta para anggota, Dr. Harry B. Santoso dan Bapak Baginda Anggun N. C., M.Kom., mengangkat topik ini untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam mengelola dan memfasilitasi pembelajaran kolaboratif daring. Sebelumnya peneliti utama dan anggotanya telah melakukan kajian terhadap pembelajaran kolaboratif daring, terutama penerapan kerangka kerja Community of Inquiry (CoI) ketika peneliti utama mengambil program doktoral, sambil terus memperbaiki strategi pembelajaran yang dilakukan. Dr. Kasiyah mengajukan model Cognitive Apprenticeship, pembekalan model CoI yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam forum diskusi asinkronus. Para peneliti telah melakukan kajian mendalam dan hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kemampuan metakognitif mahasiswa setelah melalui proses dengan pendekatan model tersebut.
Berbekal pengalaman penelitian ini dan penerapan pembelajaran daring selama lebih dari 14 tahun, para peneliti membagikan ilmu mereka dalam kegiatan pembekalan kepada para dosen di tiga institusi pendidikan tinggi, yaitu Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Universitas Bina Darma (UBD) di Palembang, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) di Makassar. Pembekalan yang merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Indonesia ini berupa pelatihan dan ditindaklanjuti dengan shadow teaching pada kelas yang diampu peserta dan shadow mentoring di kelas online yang diampu peneliti. Perserta yang berpartisipasi pada pembekalan adalah dosen-dosen dalam bidang ilmu komputer atau sistem informasi dari tiga institusi mitra tersebut di atas. Pembekalan berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Juli 2019.
Para peserta dari institusi mitra sangat antusias menceritakan perbedaan yang mereka rasakan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pada insitusi masing-masing. Perwakilan dari UBD Palembang mengungkapkan respons para dosen yang sangat positif. Menurut mereka pengemasan kegiatan sangat kekeluargaan dengan ikatan rasa yang diberikan dan adanya pembelajaran baru. Salah seorang peserta mengatakan, “ini pelatihan untuk menjadi dosen online seutuhnya”. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UBD mengakui bahwa beliau sering mendengar integrasi tridharma, namun baru kali melihat contoh konkretnya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditutup dengan seminar yang dilaksanakan pada hari Kamis, 21 November 2019 yang dihadiri sebanyak 25 peserta dari berbagai institusi. Bertempat di gedung A, Fasilkom UI, seminar ini turut dihadiri oleh narasumber perwakilan dari UBD Palembang dan PNUP Makassar. Selain berbagi pengalaman untuk menguatkan jejaring kerjasama, seminar ini bertujuan menginspirasi peserta dalam mengintegrasikan tridharma perguruan tinggi melalui pembelajaran kolaboratif daring.
Pada seminar penutupan ini, Dr. Kasiyah menyampaikan bahwa, “pembelajaran daring adalah mendidik mahasiswa untuk sukses belajar dengan menyukseskan orang lain. Sulit dibayangkan merajut persatuan bangsa ini, jika di kelas mahasiswa menendang teman sebagai rival dalam belajar, ataupun belajar sendiri dan meraih sukses sendiri tanpa mengaitkannya dengan upaya keberhasilan orang lain. Pembelajaran kolaboratif adalah sebuah keharusan.”
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sudah menghasilkan tiga buku pembelajaran yang tercatat hak ciptanya (melebihi yang direncanakan, yaitu sebuah buku ber-ISBN dan berita di media nasional). Dua buku yang merupakan modul pembelajaran berjudul: 1) Online Course Design; dan 2) Memfasilitasi Pembelajaran Kolaborasi Daring dengan Kerangka Kerja Community of Inquiry sudah dapat diakses di halaman web Digital Library and Distance Learning (DL2). Selain itu, luaran buku yang berjudul 3) Pembelajaran Kolaboratif Daring Asinkronus: Pengelolaan & Penelitian diharapkan dapat terbit di akhir tahun ini.