Dua Mahasiswa Fasilkom Siap Wakilkan Jakbar dalam Perhelatan Abang None Jakarta 2025

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia > Achievements > Dua Mahasiswa Fasilkom Siap Wakilkan Jakbar dalam Perhelatan Abang None Jakarta 2025

Depok, 24 Juli 2025 – Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), Naomyscha Attalie Maza (angkatan 2024) dan Athallah Wibowo (angkatan 2023), yang masing-masing terpilih sebagai None dan Wakil II Abang Jakarta Barat 2025.

Keduanya akan siap mewakili wilayah Jakarta Barat dalam ajang pemilihan Abang None tingkat Provinsi DKI Jakarta yang akan berlangsung mulai awal Agustus 2025.

Naomyscha, yang saat ini berusia 18 tahun, menjadi salah satu peserta termuda dalam seleksi wilayah. Ia mengaku bahwa mengikuti ajang Abang None telah menjadi salah satu impiannya sejak lama. 

“Menjadi bagian dari Abang None itu one of my biggest dreams… dan akhirnya aku beranikan diri untuk daftar,” ungkapnya dalam wawancara belum lama ini. 

Selain sebagai bentuk pengembangan diri, ajang ini juga menjadi wadah baginya untuk memperluas jejaring serta memperkenalkan kontribusi perempuan di bidang teknologi.

Di tengah aktivitasnya sebagai mahasiswa aktif dan anggota beberapa organisasi di kampus, Myscha, sapaan akrabnya, mengikuti proses seleksi dan karantina selama satu setengah bulan menjelang malam final bulan lalu. 

Setiap hari, ia menjalani rangkaian pelatihan intensif yang menuntut kesiapan fisik, mental, serta kemampuan komunikasi. “Karantinanya full setiap hari, jadi aku harus bisa jaga kesehatan, atur waktu organisasi, dan latihan materi sendiri di rumah,” jelasnya.

Keterlibatan mahasiswa Fasilkom UI dalam ajang yang identik dengan budaya dan pariwisata ini bisa dibilang menjadi hal yang tidak biasa, tetapi sekaligus menarik perhatian. Naomyscha menyebut latar belakangnya di bidang teknologi justru menjadi nilai tambah yang membedakan dirinya dengan finalis lain.

 “Abang None bukan hanya soal dunia hiburan. Ini bisa jadi ruang aktualisasi diri juga, dan aku ingin menunjukkan bagaimana teknologi bisa berkontribusi pada budaya dan kota,” ujarnya.

Sebagai bentuk kontribusi nyata, Myscha menawarkan program bertajuk “Permata: Perempuan Cipta Teknologi untuk Jakarta”, sebuah inisiatif pemberdayaan perempuan di bidang teknologi yang ia kembangkan melalui komunitas yang ia dirikan, Jewels Community Indonesia. 

Melalui program ini, ia ingin mengajak perempuan untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi yang relevan bagi kebutuhan masyarakat urban Jakarta, sekaligus memperjuangkan akses terhadap pelatihan, edukasi, dan peluang inovasi berbasis digital.

Kehormatan sebagai None Jakarta Barat juga ia maknai sebagai tanggung jawab besar untuk membawa nama wilayahnya di tingkat provinsi. “Kami tidak hanya membawa nama pribadi, tapi juga nama besar Jakarta Barat dan seluruh keluarga Abang None di dalamnya,” katanya. 

Selain itu, ia berharap keterlibatannya dalam ajang ini dapat membuka lebih banyak peluang jejaring, serta menjadi batu loncatan dalam pengembangan karier dan kontribusi sosial di masa depan.

Saat ini, baik Naomyscha maupun Athallah tengah mempersiapkan diri menjelang masa karantina tingkat provinsi yang dimulai sejak 6 Agustus. 

Pengalaman sebagai mahasiswa Fasilkom, yang dikenal dengan beban akademik tinggi dan ritme kerja intensif, menurutnya menjadi bekal tersendiri dalam mengikuti ajang Abang None. “Kalau di Fasilkom, sudah terbiasa banyak tugas, dan workload tinggi. Jadi pas di Abang None, aku nggak terlalu kaget, sudah terbiasa ditempa,” tambahnya.

Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang memengaruhi budaya anak muda, Naomyscha menilai peran Abang None semakin relevan. Ia menyebut generasi muda memiliki tanggung jawab untuk menjaga akar budaya sekaligus mengintegrasikannya dengan inovasi zaman.

“Kita yang muda harus bisa pakai teknologi untuk memperkuat dan menyebarkan budaya lokal. Abang None memberi ruang untuk itu,” tuturnya.

Sebagai penutup, Myscha menyampaikan pesan bagi mahasiswa lain, khususnya di Fasilkom UI, yang ingin mengeksplorasi potensi di luar bidang akademik.