Depok, 27 Juli 2025 – Tiga mahasiswa Universitas Indonesia berhasil mengharumkan nama kampus di taraf global setelah meraih Juara 1 dalam ajang Tecfest Global Business Case Competition yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mereka adalah Oscar Ryanda Putra dan Ignasius Bramantya Widiprasetya dari Fakultas Ilmu Komputer UI (Fasilkom UI), serta William Philip Karnadi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI yang tergabung dalam satu tim.
Kompetisi ini menantang para peserta dari berbagai negara untuk menyelesaikan studi kasus nyata dari sebuah perusahaan pembiayaan kendaraan listrik yang tengah menghadapi tantangan dalam ekspansi bisnis dan penguatan dukungan terhadap UMKM.
Oscar, mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2023, menyebut tantangan terbesar dalam kompetisi ini adalah bagaimana tim mereka mampu memahami akar persoalan langsung dari pihak perusahaan.
Ia mengatakan bahwa timnya langsung mengunjungi perusahaan tersebut untuk bertanya langsung dengan CEO, direktur, dan manajernya guna mengetahui lebih dalam permasalahan di dalamnya seperti apa.
“Lalu karena latar belakang kami kebanyakan dari teknologi, kami pecahkan dengan pendekatan teknologi dulu. Salah satunya dengan AI untuk membantu UMKM menemukan lokasi jualan paling optimal,” lanjutnya.
Pendekatan teknologi ini menjadi nilai pembeda dari peserta lain. Mereka bahkan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan materi presentasi dan video pemasaran, lengkap dengan simulasi AI dalam bentuk brosur dan iklan.
“Waktu pitching, kami juga buat video marketing pakai AI. Jadi kami tunjukkan secara nyata bagaimana implementasinya. Bahkan kami lampirkan sekitar 50 halaman analisis dan data pendukung, supaya juri yakin kalau solusi kami benar-benar bisa diimplementasikan,” kata Oscar menjelaskan.
Tak hanya dari sisi teknis, tim ini juga menawarkan strategi pemasaran inovatif berbasis kompetisi. Mereka merekomendasikan perusahaan mengadakan lomba ide bisnis untuk UMKM makanan, di mana pemenangnya akan mendapatkan kendaraan listrik sebagai bentuk dukungan pengembangan usaha.
“Kami pelajari sekitar 30 kompetisi serupa, dan model seperti ini terbukti bisa mendatangkan ribuan mitra baru,” ujarnya.
Oscar menyebut bahwa mata kuliah seperti Artificial Intelligence dan Pengembangan Perangkat Lunak yang diterimanya di perkuliahan menjadi modal penting dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk kompetisi ini. “Kami pernah bikin proyek AI di kuliah, jadi tahu kapabilitasnya sampai mana,” tutur Oscar.
Saat ditanya soal bagian solusi yang paling menarik perhatian juri, Oscar menyebut fitur AI yang merekomendasikan lokasi jualan untuk UMKM sebagai elemen kunci.
“Juri sangat tertarik karena ini membantu UMKM menemukan spot yang ramai berdasarkan data, dan dari sisi perusahaan juga mendapat banyak pengguna baru. Dampaknya nyata,” katanya.
Keikutsertaannya bersama tim dalam kompetisi ini tak lain memerlukan kemampuan dalam mengatur waktu antara akademik, organisasi, dan kompetisi yang tentunya bukanlah hal mudah. Untuk hal ini, Oscar menekankan pentingnya membangun lingkungan yang mendukung.
“Aku coba mempunyai teman-teman yang ambisi juga. Jadi ketika lagi malas, malah jadi terpacu untuk ikut lomba atau organisasi karena lihat yang lain semangat,” ucapnya.
Sebagai mahasiswa berprestasi, Oscar juga membagikan pandangannya tentang peran mahasiswa pada era digital. Menurutnya, mahasiswa memiliki potensi besar menciptakan solusi nyata dengan bekal kreativitas dan kemampuan teknologi.
“Apalagi di era AI seperti sekarang, mahasiswa sebagai generasi paling tech-savvy justru harus jadi pionir. Kita tahu teknologinya, tinggal bagaimana mengubahnya jadi solusi nyata buat masyarakat,” tuturnya.
Untuk mahasiswa lain yang masih ragu memulai, Oscar memberi pesan sederhana tapi kuat untuk memulai lebih dulu, meski pasti mereka diliputi kekhawatiran.
“Tapi setelah coba sekali, ternyata enggak semenakutkan itu. Cari mentor juga sangat membantu, karena banyak kok mahasiswa berprestasi yang mau sharing dan membimbing,” tutur Oscar.
Tak hanya bagi almamater dan masyarakat, kemenangan ini menjadi bukti nyata keberanian mengambil langkah pertama dan ketekunan dalam riset dapat mengantarkan mahasiswa pada pencapaian yang membanggakan.

