Mahasiswa UI Menggagas Basis Data Genetik Nasional sebagai Referensi Profil DNA Indonesia

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia > Berita > Mahasiswa UI Menggagas Basis Data Genetik Nasional sebagai Referensi Profil DNA Indonesia

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) kategori Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) dengan mengusulkan gagasan basis data genetik berskala nasional sebagai metode yang akurat untuk mengidentifikasi manusia. Gagasan yang diberi nama Genom.id ini dirancang dan diusulkan oleh tim yang terdiri dari Muhammad Ridho Ananda (Fakultas Ilmu Komputer 2017); Kania Indriani Rosep Putri (Fakultas Kedokteran 2016); Haifa Mayang Lestari (Fakultas Kedokteran 2016). Ketiga mahasiswa ini dibimbing oleh dr. Djaja Surya Atmadja, DFM., S.H., SpF., Ph.D dalam mengembangkan gagasan ini.

Berawal dari lemahnya sistem identifikasi biometrik serta tingginya populasi dan keberagaman penduduk yang mengakibatkan beberapa masalah di Indonesia. Di antaranya seperti maraknya pemalsuan identitas, kasus pengakuan anak, identifikasi jenazah dan orang hilang yang belum efektif, serta terbatasnya riset genetik di Indonesia. Maka dari itu, penting bagi Indonesia untuk memiliki basis data terintegrasi yang memuat identitas biometrik penduduk secara lengkap dan akurat.

“Deoxyribonucleic Acid (DNA) memiliki lokus-lokus kode ekstragenik short tandem repeat (STR) yang unik setiap manusia dan diturunkan dengan pola yang khas. Sehingga memiliki tingkat akurasi identifikasi yang tinggi jika digunakan dengan sistem yang baik dan terintegrasi. Profil 16 lokus STR (STR-16) bisa didapatkan dengan analisis DNA epitel mulut menggunakan perlengkapan khusus yang hasilnya kemudian disimpan sebagai kode 64 digit.” Jelas Kania.

Ridho menambahkan, “Saat ini Indonesia telah memiliki sistem elektronik-kartu tanda penduduk (E-KTP) yang menggunakan sidik jari sebagai identifikasi biometrik. Nantinya dengan ide Genom.id ini selain sidik jari juga dilakukan perekaman DNA penduduk. Sehingga data yang terkumpul tersebut diolah menggunakan metode analisis DNA STR menjadi profil genetik dan disimpan menjadi basis data identifikasi yang terintegrasi dengan E-KTP.”

Dengan memiliki basis data yang terintegrasi ini, tingkat akurasi identifikasi jenazah, korban bencana, kasus kriminal, dan orang hilang semakin tinggi. Selain itu riset genetik Indonesia melalui knowledge-based repository juga semakin maju.